Setelah beberapa tahun gue berkecimpung di dunia marketing, mulai dari kuliah di jurusan IT hingga saat ini punya bisnis konten kreatif bernama PIONICON, ternyata ada hal menarik yang gue pahami mengenai strategi marketing selain kuis atau activity berhadiah yang bisa membuat orang-orang tetap engage dengan suatu brand untuk jangka waktu yang lama.
Sebetulnya strategi ini bisa dibilang sudah teruji di platform manapun, baik itu online maupun offline. Namun sayangnya, banyak yang gak menyadari dan lucunya ada yang nganggep ini sebagai strategi baru. Alias baru tau atau baru nyadar kali yaa, hehee..
Berawal dari kesukaan gue membaca komik maupun film animasi sejak kecil, hal ini yang mendorong gue untuk pindah haluan dari dunia IT ke dunia marketing. Lalu terlibat dalam project pengembangan konten IP lokal bernama Si Juki sejak 2012, gue pun memainkan peran untuk mengurus digital marketing dari konten IP (Intellectual Property) tersebut.
Mulai dari membuat website/blog Si Juki dengan isi artikel-artikelnya yang konyol hingga brainstorm konten-konten yang akan diposting di media sosialnya. Saat itu, Facebook jadi media sosial pertama yang kami pakai dan untuk mencapai reach yang maksimal secara gratis, tidaklah sesulit sekarang ini. Komikstrip dan sharing artikel dari website menjadi konten utama yang ada di Facebook Si Juki saat itu.
Kenapa komikstrip? yaa karena dulu mikirnya (dulu yaa, dulu. Bukan sekarang) Si Juki itu adalah karakter komik. Jadi saat masuk medium sosmed, bakal cocok dalam bentuk komikstrip. Nah, apakah waktu masa-masa awal posting itu angka reachnya langsung gede? Tentu tidak Fergusoo… Tetep ada kesulitannya dalam mencapai jumlah reach yang maksimal. Heuheuuu.
Akhirnya setelah research dan brainstorm bareng lagi sama tim kreatif lainnya, ternyata kami perlu bikin komikstrip yang ceritanya lagi trending dibahas di media sosial namun tetap relevan dengan target audience Si Juki.
Sejak itulah Si Juki lama-lama makin dikenal oleh banyak audience karena ceritanya suka merespon isu yang sedang hot di kalangan anak-anak muda (atau suka disebut para millenial). Menjadi ramai di Facebook, Twitter hingga kami bawa ke Instagram, dan mencapai level “BOOM” awareness-nya dengan menunggangi topik Pilpres pada tahun 2014 lalu. Walaupun Facebook sudah mengeluarkan fitur digital ads-nya, kami pun belum menggunakan fitur tersebut karena level usaha kami masih sangat startup saat itu, bergerak tanpa adanya investor hingga saat ini gue tulis artikel ini.
Hasil dari BOOM tersebut membawa dampak yang sangat positif pada penjualan buku komik dan merchandise Si Juki sampai membuka peluang-peluang bisnis baru lainnya. Baik itu licensing, co-branding, branded contents dan masih banyak lagi.
Kesuksesan strategi marketing ini pun menurut gue tak luput dari campur tangan Tuhan yang melihat konsistensi kami dalam menjalankan strategi yang disebut “Content Marketing“.
Content marketing is a strategic marketing approach focused on creating and distributing valuable, relevant and consistent content to attract and acquire a clearly defined audience – with the objective of driving profitable customer action.
Strategi ini sebetulnya sudah lama ada dan baru mulai mencuat di ranah online sejak munculnya era media sosial. Dan sejatinya media sosial itu memang dirancang untuk menjadi content platform berbasis UGC (User Generated Content). Dengan begitu, jika digital marketing dikenal sebagai strategi untuk menjangkau banyak audience baru dan mengajak mereka dateng ke platform kita, maka content marketing dikenal sebagai strategi untuk meningkatkan engagement antara brand dan followers secara konsisten di dalam platform agar mendorong para followers untuk mau membeli produk yang dijual.
Lalu, kalo diliat lagi dari definisi di atas, apa sih value yang ada dalam strategi content marketing Si Juki? Value yang diberikan adalah menghibur. Memberi konten hiburan yang relevan dengan target audience secara berkelanjutan dan konsisten. Namun bedanya, kami menggunakan unsur bercerita (storytelling) di dalam konten-konten yang kami buat.
Hal itu yang menjadikan orang-orang tetap menantikan kelanjutan cerita yang disajikan sehingga mereka tetap stay di platform-platform konten Si Juki tanpa kuis maupun activity berhadiah. Sekalipun ada activity maupun marketing campaign, tujuannya hanyalah untuk memasarkan produk-produk baru.
Pada dasarnya, semua orang suka dengan cerita. Bahkan sudah lama unsur bercerita menjadi bagian dari strategi untuk menghibur, mengedukasi, memasarkan maupun mengomunikasikan suatu pesan.
Bagi yang dari dulu atau sekarang berkecimpung di advertising agency, pasti tau begitu pentingnya storytelling dalam beriklan di TV maupun radio. Mengemas pesan brand dalam bentuk cerita yang menarik dan gokilnya dalam durasi yang sangat singkat, antara 1 menit atau bahkan kurang.
Sedangkan di media sosial/online, durasi konten bisa jadi lebih panjang bahkan bisa bervariasi tergantung fitur apa yang disediakan oleh media sosial tersebut. Itulah kenapa storytelling content marketing bisa jadi alternatif strategi yang layak dijalankan selain kuis dan activity berhadiah. Lebih hebatnya lagi, strategi tersebut bisa menciptakan word of mouth dengan sendirinya sehingga berdampak pada kenaikan followers maupun product sales secara organik jika terus konsisten dijalankan.
Memang, faktanya bisnis-bisnis yang ada di Indonesia itu beragam. Gue bareng team gue di PIONICON pun banyak belajar dari klien-klien brand besar yang pernah maupun sedang kami handle untuk menerapkan strategi tersebut. Baik itu dari penyesuaian target marketnya, platform yang digunakan hingga biaya yang berani mereka keluarkan. Sehingga kesimpulan yang kami dapat adalah storytelling content marketing bisa cocok untuk berbagai bisnis, entah apapun produknya yang dijual.
Mau atau tidaknya ngejalanin strategi ini, balik lagi ke keberanian kalian masing-masing. Apabila ingin mencoba sendiri tanpa bantuan kami namun strategi kuis dan activity berhadiah sudah lama dijalankan, saran gue alangkah baiknya itu dijalankan dengan akun media sosial yang berbeda.
Loh kenapa gak pake akun yang udah ada aja? kalo bikin baru lagi kan capek naikin followersnya lagi bro..
Nahh, kalo mau tetep di 1 akun media sosial yang sama, sebetulnya gapapa juga. Tapi hasilnya nanti jadi gak maksimal atau bahkan perlu waktu yang cukup lama untuk dapat hasil yang diinginkan. Kenapa? Karena di akun media sosial tersebut sudah dari awal marketnya dibentuk dengan kuis dan activity berhadiah. Sangat jelas sekali bahwa audience di sana akan lebih engage dengan kedua hal tersebut. Apalagi bakal rame kalo angka hadiahnya gede banget kan?
Sedangkan dengan storytelling content marketing, kalian gak perlu repot mikirin keluar biaya berapa juta hingga milliar untuk hadiah agar konten brand kalian rame. Bahkan gak perlu takut lagi dengan persaingan nilai hadiah yang ditawarkan kompetitor lain untuk target market yang sama. 😀
“Good content is not just storytelling. It also about telling your story well.”